Itulah
Harun Yahya.
Mungkin
diantara kalian udah banyak yang kenal Harun Yahya, karena kaset-kaset beliau
tentang bukti-bukti yang berada di Al-quran sudah banyak beredar di toko-toko.
Tapi sebelumnya, mungkin sedikit diantara kalian yang mengetahui latar belakang
Harun Yahya itu sendiri.
Harun
Yahya adalah nama pena dari Adnan Oktar
Beliau
ini lahir di Ankara pada tahun 1956.
Ia
dibesarkan di kota ini hingga lulus SMU.
Komitmen
beliau terhadap Islam tumbuh semakin kuat ketika beliau duduk di bangku SMU.
Walaupun
bisa dibilang masih terlalu muda, pengetahuan yang dimilikinya tidak kalah
dengan orang-orang yang sudah duduk dibangku kuliah. Ilmu pengetahuan yang
mendalam tentang Islam beliau dapatkan dari membaca berbagai buku-buku agama
yang ia miliki.
Di
samping itu, beliau juga memperoleh pemahaman tentang fakta-fakta penting lain
yang kemudian beliau beritahukan kepada orang-orang di sekitarnya. Pada tahun
1979, Adnan Oktar pindah ke Istanbul untuk menuntut ilmu di Universitas Mimar
Sinan. Di masa inilah beliau mulai melaksanakan misi dakwah, menyeru manusia
kepada akhlaq yang baik dan memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.
Ilmuwan
yang sudah bisa dibilang bapak dari Cendikiawan-cendikiawan di bumi ini sangat
menjunjung tinggi nilai akhlaq dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan
ajaran agama kepada masyarakat.
Masa-masa
di Universitas Mimar Sinan
Sebelum
Adnan Oktar memulai kuliah di Universitas Mimar Sinan, Istanbul, institusi
pendidikan tersebut telah berada di bawah pengaruh berbagai organisasi ilegal
berhaluan Marxisme, sehingga pemikiran kekirian tampak jelas mendominasi
kampus. Setiap orang, apakah ia staf di sebuah fakultas ataupun mahasiswa,
adalah sosok materialis yang berpola pikir atheis. Sungguh, para staf pengajar
mengambil setiap kesempatan yang ada untuk menyebarkan filsafat materialistik
dan Darwinisme dalam kuliah-kuliah yang mereka berikan kendatipun dua hal ini
tidak ada hubungannya dengan topik kuliah mereka. Dalam lingkungan dimana ajaran
agama dan akhlaq tidak dipedulikan dan bahkan sama sekali ditolak oleh mereka,
padahal Adnan Oktar menyeru orang-orang di sekitar beliau kepada keesaan dan
keberadaan Allah. Sebagaimana mungkin telah dimaklumi, dalam kondisi seperti
itu, Islam tidak diberi kesempatan untuk tumbuh berkembang. Ibu beliau, Ny.
Mediha Oktar, menuturkan bahwa pada masa itu beliau hanya tidur beberapa jam
saja di malam hari, sebagian besar sisa waktu beliau gunakan untuk membaca,
membuat catatan dan menyimpan kumpulan catatannya.
Beliau
senang sekali membaca buku sampai ratusan buku bahkan, termasuk karya-karya
pokok tentang Marxisme, komunisme dan filsafat materialistik, dan mempelajari
buku-buku ideologi kiri, termasuk karya-karya klasik ataupun
literatur-literatur lain yang jarang dibaca orang. Beliau meneliti karya-karya
tersebut, menandai bagian-bagian penting dan membuat catatan-catatan di bagian
belakang buku tersebut. Hal ini membuat beliau sangat tahu tentang
filsafat-filsafat serta ideologi-ideologi tersebut, jauh lebih tahu
dibandingkan para pendukung ideologi itu sendiri. Beliau juga melakukan riset
yang mendalam tentang teori evolusi yang dianggap sebagai landasan ilmiah dari
ideologi-ideologi tersebut dan mengumpulkan berbagai dokumen dan informasi yang
berhubungan dengannya. Setelah mengumpulkan informasi yang berlimpah tentang
berbagai kebuntuan, kontradiksi dan kebohongan yang terdapat dalam filsafat dan
ideologi yang didasarkan atas pengingkaran terhadap Allah ini; tanpa
membuang-buang waktu lagi, Adnan Oktar menggunakan informasi tersebut untuk
menyebarkan fakta-fakta yang ada.
Beliau
menyebarkan fakta-fakta tersebut ke hampir setiap orang, termasuk para
mahasiswa dan staf pengajar di universitas, beliau mendakwahkan keberadaan dan
keesaan Allah, serta Al Qur’an, Kitab Suci yang diwahyukan Allah, dengan
menggunakan bukti-bukti yang saintifik. Di tengah-tengah pembicaraan di kantin
kampus, di koridor-koridor di saat jam istirahat, seseorang dapat melihat
beliau sedang menjelaskan kelemahan dan kesalahan filsafat materialistik dan
Marxisme dengan mengambil cuplikan dari buku-buku yang menjadi referensi dari
ideologi itu sendiri. Beliau memberikan perhatian khusus kepada teori evolusi.
Teori yang dimunculkan oleh kelompok tertentu untuk melawan fakta penciptaan
ini diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh para mahasiswa universitas secara
luas. Dengan menggunakan kedok sains, teori tersebut sebenarnya bertujuan untuk
meracuni dan menghancurkan akidah dan akhlaq dari para pemuda tersebut.
Seandainya makar jahat dari kebohongan ilmiah ini tidak dibongkar, maka akan
muncul generasi penerus yang sama sekali tidak memiliki nilai-nilai spiritual,
moral dan religius.
Karya
Pertama Tentang Teori Evolusi
Adnan
Oktar memusatkan usahanya dalam membuktikan kebohongan serta ancaman yang
terselubung dari teori evolusi tersebut. Karena teori evolusi disebarkan dengan
jalur ilmiah, maka beliau membongkar kepalsuan melalui sarana sains, karena
menurut beliau sains merupakan sarana yang paling tepat untuk membongkar
kepalsuan dari dasar berpijak teori buatan ini. Beliau mempersiapkan sebuah
buku berjudul “Teori Evolusi”, sebuah rangkuman dari penelitian dan pengkajian
beliau yang dalam tentang teori evolusi. Beliau juga menanggung sendiri semua
biaya yang dikeluarkan untuk pencetakan dan penggandaan buku tersebut dari uang
hasil penjualan beberapa harta warisan yang beliau terima dari keluarganya.
Kemudian beliau membagi-bagikan buku-buku tersebut secara gratis kepada para
mahasiswa dan mendiskusikannya dengan siapapun yang ditemuinya. Buku ini memuat
ulasan yang sangat lengkap yang membuktikan bahwa teori evolusi adalah sebuah
kebohongan yang tidak logis dan tidak memiliki nilai ilmiah sama sekali. Setiap
orang yang berdiskusi dengan beliau dapat dengan jelas memahami bahwa teori
evolusi tidak memiliki kebenaran ilmiah sedikitpun. Sehingga seseorang dapat
dengan mudah memahami fakta bahwa tak satu makhluk hidup pun yang dapat muncul
di dunia ini secara kebetulan kecuali dengan kehendak Allah. Namun sebagian
mahasiswa yang taklid secara buta terhadap pemikiran materialisme, kendatipun
telah mengetahui kebenaran, secara terang-terangan menyatakan pengingkaran
mereka. Beberapa diantara mereka sampai berani mengatakan: ”Bahkan seandainya
saya melihat Allah dengan mata kepala saya sendiri, saya akan tetap berperang
melawan-Nya.”
“teori evolusi tidak memiliki kebenaran ilmiah sedikitpun. Sehingga
seseorang dapat dengan mudah memahami fakta bahwa tak satu makhluk hidup pun
yang dapat muncul di dunia ini secara kebetulan kecuali dengan kehendak Allah.”
Lebih
dari itu, beberapa mahasiswa militan di universitas tersebut secara
terang-terangan mengancam Adnan Oktar dengan mengatakan bahwa nyawa beliau
dalam bahaya jika beliau tidak mau berhenti dari aktifitasnya. Namun semua
tekanan dan ancaman ini hanyalah membuat tekad Adnan Oktar semakin kuat dan
kokoh. Reaksi yang keras dan kekhawatiran dari kaum materialis dan atheis
adalah bukti yang nyata bahwa Adnan Oktar berada pada pihak yang benar. Di
universitas yang didominasi oleh kaum Marxis, dimana sering terjadi perbuatan
anarki, setiap hari puluhan orang mati terbunuh. Dalam kondisi yang demikian,
beliau secara terbuka mendakwahkan tentang keberadaan dan keesaan Allah serta
kemuliaan Al Qur’an. Di sebuah institusi pendidikan dimana orang-orang
menyembunyikan keimanan mereka, beliau secara rutin datang ke masjid Molla dan
melakukan sholat tanpa mengindahkan semua tanggapan dan ancaman yang ditujukan
kepadanya.
Ketakutan
Staf Pengajar Atheis
Adnan
Oktar selalu menghadiri kuliah-kuliah dengan membawa dokumen-dokumen saintifik
serta kumpulan riset-risetnya dan beliau juga sering melakukan diskusi dengan
para staf pengajar mengenai filsafat materialistik dan teori evolusi. Pada saat
itu, ada dua orang staf pengajar yang tak henti-hentinya berbicara tentang
evolusi dan melakukan propaganda atheisme. Karenanya, dua orang ini menjadi
populer dan dihormati di kalangan para mahasiswa Marxis. Namun ketidakbecusan
dalam mempertahankan pendapat mereka dalam diskusi-diskusi mereka dengan Adnan
Oktar, ditambah dengan jawaban-jawaban yang tidak logis yang mereka berikan
telah secara gamblang memperlihatkan kegagalan dan kepalsuan dari teori-teori
yang mereka ajarkan kepada para mahasiswa.
Suatu
hari setelah kuliah, satu dari staf pengajar ini melakukan diskusi singkat
namun cukup mengena dengan Adnan Oktar mengenai kebuntuan teori evolusi.
Pengajar ini tidak mampu memberikan penjelasan dan jawaban yang masuk akal atas
dokumen-dokumen saintifik dan penjelasan logis yang diberikan Adnan Oktar.
Segala yang ia dapat lakukan adalah tergopoh-gopoh meninggalkan tempat itu.
Kekalahannya dalam berdiskusi di hadapan mata para mahasiswa membuatnya sangat
terpukul. Semenjak itu, staf pengajar yang biasanya membuat pembicaraan
filsafat yang “serius” dan panjang dengan para mahasiswanya di koridor-koridor
setelah kuliah kini terlihat tergesa-gesa untuk menuju kantornya agar tidak
bertemu dengan Adnan Oktar. Sebagian besar dari para mahasiswa Universitas
Mimar Sinan pada masa itu mengetahui tentang hal ini.
Seorang
Diri Selama Tiga Tahun
Ketika
pertama kali mendakwahkan Islam di Universita Mimar Sinan, Adnan Oktar hanyalah
seorang diri. Selama lebih dari tiga tahun, tak seorang pun yang menerima
dakwah beliau. Orang-orang yang memiliki keyakinan yang sama dan mendukung
beliau secara penuh belum nampak ataupun menyertai beliau dalam periode
tersebut. Namun kurangnya dukungan tidak merubah komitmen beliau. Beliau sadar
bahwa Allah adalah satu-satunya Penolong dan beliau melakukan ini semua demi
mendapatkan keridhaan Allah. Kadang ada beberapa pemuda yang mendengarkan dan
setuju dengan ide beliau. Namun ini hanyalah sebatas ketertarikan yang tidak
pernah berkembang menjadi dukungan penuh. Tiga tahun telah berlalu di
Universitas Mimar Sinan dan dalam jangka waktu tersebut, Adnan Oktar berusaha
untuk menemukan orang-orang yang dapat memahami keberadaan Allah. Ini adalah
periode dimana beliau melakukan sebuah perjuangan ideologi melawan Marxisme dan
atheisme seorang diri dengan sarana yang beliau miliki. Lama kelamaan para
tokoh Marxis di kampus mulai menghindari beliau. Merasa tak mampu membantah
argumentasi saintifiknya tentang teori evolusi dan Marxisme, mereka tak dapat
melakukan apa-apa lagi kecuali mencemooh dan mengkritik jenggot, pakaian serta
cara hidup beliau.
Lama kelamaan para tokoh
Marxis di kampus mulai menghindari beliau. Merasa tak mampu membantah
argumentasi saintifiknya tentang teori evolusi dan Marxisme, mereka tak dapat
melakukan apa-apa lagi kecuali mencemooh dan mengkritik jenggot, pakaian serta
cara hidup beliau.
Para
Pendukung Beliau Yang Pertama
Adnan
Oktar memperoleh nilai yang tinggi dalam tes masuk Universitas Mimar Sinan.
Beliau memiliki kemampuan yang sangat mengagumkan
dalam bidang seni lukis. Beliau dapat saja dengan mudah mengambil jurusan seni
rupa dan mencapai karir hingga puncaknya. Beliau mungkin saja berpikir, ”Pertama-tama
biarlah saya mencapai apa yang saya cita-citakan dan setelah itu baru saya akan
mendakwahkan Islam”; namun beliau tidak melakukannya. Beliau menghabiskan
seluruh waktu, energi dan sarana yang ada untuk tujuan yang satu. Ketiadaan
pendukung selama tahun-tahun ini sebenarnya dapat saja mendorong Adnan Oktar
untuk berpikir bahwa segala usahanya telah sia-sia dan lebih baik berhenti.
Namun beliau tidaklah demikian. Berbekal tekad dan komitmen, beliau terus
berdakwah menyebarkan kalimat Allah kepada orang-orang di sekitar beliau dengan
senantiasa mengingat perkataan Bediuzzaman Said Nursi, ”Yang dibutuhkan
bukanlah keahlian dalam mengumpulkan jumlah pendengar yang banyak, akan tetapi
bagaimana untuk mendapatkan keridhaan Allah”. Akhirnya di tahun 1982, untuk
pertama kali, beberapa mahasiswa baru Universitas Mimar Sinan memutuskan untuk
mendukung Adnan Oktar dalam dakwahnya. Seiring dengan bergantinya bulan dan
tahun, jumlah para pemuda yang sependapat dengan beliau bertambah. Keajaiban
dalam ciptaan Allah, kepalsuan pandangan-pandangan golongan Marxis yang
merupakan ideologi dominan waktu itu adalah tema utama dari pembicaraan Adnan
Oktar dengan para pemuda ini. Ambisi utama beliau adalah untuk mengarahkan para
pemuda tersebut agar menjadi orang-orang yang terhormat. Dari tahun 1982 hingga
1984, sebuah kelompok yang beranggotakan sekitar 20-30 orang telah terbentuk.
Pada tahun 1984, beberapa pemuda yang merupakan anak dari kalangan keluarga
terhormat di Istanbul diperkenalkan kepada beliau. Mereka berasal dari keluarga
yang dikenal, memiliki kedudukan serta status ekonomi yang tinggi dalam
masyarakat. Selama berdiskusi dengan Adnan Oktar, para pemuda ini memahami
secara menyeluruh pentingnya nilai-nilai akhlaq dan mulai merubah pola hidup
mereka. Ketaatan mereka terhadap akhlaq Islam sungguh membuat takjub masyarakat
di sekitar mereka tinggal. Selama dua tahun setelah tahun 1984, pembicaraan
yang diadakan bersama dengan para pemuda yang waktu itu masih duduk di bangku
sekolah menengah tingkat atas swasta di Istanbul berkisar masalah akhlaq.
Selama tahun-tahun ini, Adnan Oktar tidak lagi belajar di universitas Mimar
Sinan. Beliau terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah fakultas baru di
Universitas Istanbul, jurusan Filsafat. Para pemuda yang bertemu Adnan Oktar
sangatlah bersimpati kepada beliau dan sangat kagum atas perilaku, pandangan
dan sikap beliau yang santun. Oleh karena para pemuda ini juga memperkenalkan
beliau kepada teman-teman mereka, sejumlah besar siswa sekolah menengah tingkat
atas berkesempatan untuk bertemu dengan beliau. Nama beliau muncul untuk
pertama kali di majalah Nokta (Titik) pada tahun 1986 dan ini adalah kali
pertama beliau dikenal masyarakat luas.
Kemunculan
di Media Masa
Ihwal
tentang Adnan Oktar muncul sebagai berita utama pada majalah Nokta setelah
kunjungan Rusen Cakir, seorang koresponden majalah tersebut, ke sebuah masjid
dimana Adnan Oktar melakukan pertemuan dan diskusi dengan para rekannya.
Laporan yang di muat dengan judul “Pendukung setia dari kampus” ini berkisah
tentang Adnan Oktar dan cara beliau mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada
para pemuda di sekelilingnya. Selama periode ini, banyak para mahasiswa
universitas, kebanyakan dari Universitas Bosphorus yang merupakan salah satu
universitas paling ternama di Turki, mulai berdatangan dan ikut berdiskusi
dengan Adnan Oktar. Hingga awal musim panas di tahun yang sama, pihak media
masa memuat laporan tentang Adnan Oktar hampir setiap hari. Banyak surat kabar
yang menampilkan nama beliau dalam judul laporan utama. Keberhasilah Adnan
Oktar dalam mendakwahkan pesan-pesan Islam kepada lapisan masyarakat yang
terkesan paling jauh dari agama sungguh mengejutkan kalangan media masa.
Yahudi
dan Freemasonry
Ketika
itu, karya Adnan Oktar tentang Yahudi dan freemasonry sebentar lagi akan
diterbitkan. Adnan Oktar memusatkan kerja kerasnya untuk masalah yang satu ini
mengingat dalam Al Qur’an Allah memalingkan perhatian kita kepada kaum Yahudi,
salah satu musuh terbesar kaum mukmin. Dari penelitiannya, Oktar sampai pada
kesimpulan bahwa aktifitas Zionisme di negara Turki dilakukan oleh freemasonry,
sebuah kelompok rahasia. Ada pengaruh yang terselubung namun meluas dari
freemasonry pada kantor-kantor pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan tinggi,
organisasi-organisa si politik dan media masa. Misi utama mereka adalah untuk
secara bertahap menjauhkan bangsa Turki dari nilai-nilai spiritual, religius
dan moral dan menjadikan mereka seperti binatang sebagaimana yang tercantum
dalam Taurat yang sudah diubah-ubah. Untuk mencapai tujuan ini, pandangan para
materialis, teori evolusi dan pola hidup yang amoral dan bertentangan dengan
agama disebarluaskan kepada masyarakat. Para anggota freemasonry di semua
lembaga pemerintahan, media masa dan institusi pendidikan memegang kendali
utama dalam melaksanakan indoktrinasi ini secara besar-besaran. Inilah yang
menyebabkan Adnan Oktar memusatkan perhatiannya kepada masalah tersebut. Dengan
melalui rintangan yang sangat berat, akhirnya beliau berhasil mendapatkan
publikasi-publikasi yang asli dari kaum freemasonry yang sebenarnya dikhususkan
untuk kalangan mereka sendiri. Buku Yahudi dan Freemasonry diterbitkan pada
periode ini dan merupakan sebuah hasil dari penelitian yang mendalam dan
terinci yang dilakukan terhadap literatur-literatur asli freemasonry selama
bertahun-tahun. Penerbitan buku Yahudi dan freemasonry waktu itu menjadi titik
kulminasi bagi Adnan Oktar. Masyarakat luas mendapatkan akses ke “dalam”
freemasonry, sebuah organisasi yang melakukan aktifitasnya secara rahasia. Buku
ini membeberkan daftar anggota kuil-kuil Freemason, jabatan tiap-tiap anggota
dalam organisasi tersebut, daftar orang-orang Freemason yang duduk dalam
pemerintahan, berbagai perusahaan dan institusi Freemason, aktifitas-aktifitas
mereka, kekuatan ekonomi dan politik yang dipegang oleh Freemason. Sumber utama
dari segala informasi ini adalah publikasi asli dari Freemason. Pendek kata,
buku ini membongkar wajah gelap dari freemasonry, yakni sebuah kelompok rahasia
yang memiliki hubungan akrab dengan Zionisme. Dalam buku tersebut, para pembaca
dapat mengetahui tentang aktifitas Freemason yang memiliki keterkaitan erat
dengan cita-cita kaum Zionis, struktur organisasi dan hirarki dari freemasonry,
simbol-simbol dan acara-acara ritual, hubungan antara freemasonry dan agama Yahudi,
kitab Taurat yang telah dirubah dan tradisi Kabbalah.
Kelompok
Freemasonry Mulai Menyerang
Terbongkarnya
bagian paling rahasia dari para freemasonry di hadapan umum tentunya tidak
disukai oleh para anggota organisasi terselubung ini. Di lain pihak, sebagian
keluarga-keluarga elit merasa terganggu dikarenakan anak-anak mereka mulai
merubah gaya hidup mereka dan mulai melaksanakan kewajiban-kewajiban agama.
Pada intinya, dua faktor inilah yang mendorong kaum Freemason berupaya untuk
menghentikan aktifitas Adnan Oktar.
Mulanya,
melalui “mediators” atau “pihak ketiga” mereka menawarkan sejumlah besar uang
kepada Adnan Oktar agar mau menghentikan penerbitan buku Yahudi dan
Freemasonry. Setelah mendapatkan jawaban “tidak”, mereka mulai mengancam
beliau. Setelah cara yang kedua ini pun gagal, mereka lalu menahan Adnan Oktar
dengan tuduhan melakukan tindak kriminal yang beliau sendiri tidak pernah
mengetahuinya. Berita yang beredar kemudian mengatakan bahwa alasan beliau
ditahan adalah karena perkataan beliau: ”Saya berasal dari suku bangsa Ibrahim
dan Turki” dalam wawancara yang dimuat di sebuah surat kabar. Di saat yang
bersamaan, laporan palsu, berita yang tidak ada buktinya dan fitnah terhadap
beliau mulai bermunculan di media masa. Sudah pasti bahwa kelompok freemasonry
menganggap beliau sebagai ancaman yang serius bagi eksistensi mereka. Sebelum
segala sesuatunya terlambat, mereka mengambil inisiatif untuk menghentikan
aktifitasnya.
Siksaan
di Rumah Sakit Jiwa
Adnan
Oktar dikurung di ruangan bersama para pasien penyakit jiwa yang berbahaya.
Rekan-rekannya hanya diperbolehkan menjenguknya 5 – 10 menit di balik jeruji
besi. Beliau seringkali mengingatkan kepada para penjenguknya, “Janganlah
khawatir, Allah bersama kita.”
Adnan
Oktar mula-mula ditahan dan ditempatkan dalam sebuah penjara. Lalu, beliau
dipindahkan ke rumah sakit jiwa Bakirköy dan ditempatkan di bawah pengawasan
dengan alasan yang dibuat-buat, yakni bahwa secara mental beliau tidak sehat.
Dalam rumah sakit tersebut beiau di tempatkan di ruang 14A, sebuah bagian
khusus tempat tinggal pasien-pasien yang sangat berbahaya dan orang-orang yang
kebal hukuman. Pembunuhan adalah kejadian biasa bagi para pasien sakit jiwa
ini, sehingga Oktar diperkirakan akan menjadi korban dari salah seorang di
antara mereka. Untuk beberapa lama kaki beliau dirantai ke sebuah tempat tidur
dan beliau diperlakukan secara biadab. Secara paksa, beliau diberi obat yang
mengganggu kesadarannya. Di sisi lain, para sahabat beliau yang masih muda yang
secara diam-diam berhasil menjenguk dan melihatnya menyaksikan bahwa beliau
tidak pernah kehilangan komitmen dan semangat selama berada di rumah sakit
tersebut. Segala sesuatu yang beliau alami justru meningkatkan komitmennya.
Ekspresi wajah beliau yang terlihat dalam foto yang diambil di depan jendela
jeruji merupakan indikasi yang terang bahwa Adnan Oktar bertekad untuk
meneruskan perjuangannya. Oktar dimasukkan dalam penjara dan rumah sakit jiwa
secara keseluruhan selama 19 bulan untuk kemudian dinyatakan terbukti tidak
bersalah dan dibebaskan oleh pengadilan karena pernyataanya terbukti tidak
bersifat ofensif. Setelah dibebaskan, beliau melihat bahwa selama berada di
rumah sakit jiwa, jumlah pendukung dari kalangan muda meningkat pesat. Sebagian
dari mereka melihat beliau untuk pertama kali di rumah sakit tersebut. Karena
ada larangan mengunjungi beliau, mereka hanya dapat melihatnya dibelakang
jeruji besi rumah sakit. Pembicaraan yang berlangsung beberapa menit yang
mereka lakukan dengan Adnan Oktar di belakang jeruji besi ini -seseorang hanya
dapat pergi ke tempat tersebut dengan memanjat pagar rumah sakit- membuat para
pemuda ini memiliki rasa kecintaan dan hormat yang mendalam terhadapnya.
Teori
Evolusi
Semenjak
tahun 1979, yakni ketika Adnan Oktar mulai mendakwahkan Islam, tujuan beliau
yang utama adalah membongkar wajah asli dari teori evolusi. Teori evolusi
selalu menjadi topik yang memiliki prioritas di atas yang lain. Dengan
kebulatan tekad, beliau melakukan aktifitas-aktifitas nya melawan Darwinisme.
Pada tahun 1986, beliau mengumpulkan semua hasil risetnya yang berharga
mengenai Darwinisme dalam buku: “Makhluk Hidup dan Evolusi”. Dengan menggunakan
sumber-sumber ilmiah, buku ini membeberkan kebuntuan teori evolusi dan
menyodorkan fakta penciptaan. Selama bertahun-tahun, buku tersebut dijadikan
rujukan utama anti-Darwinisme. Dalam tahun-tahun tersebut, para pendukung Adnan
Oktar juga memusatkan pekerjaan mereka dalam masalah ini. Mereka mengerahkan
segala upaya untuk memberitahukan kepada orang-orang tentang kebohongan teori
evolusi. Di kampus-kampus dan sekolah-sekolah, penjelasan ilmiah tentang
kebohongan teori Darwin disebar luaskan kepada para pelajar. Hal ini merupakan
kejutan besar bagi staf pengajar senior yang meyakini secara buta ajaran
Darwinisme. Ini adalah kali pertama dalam hidup mereka menjumpai
mahasiswa-mahasiswa yang tahu banyak tentang teori evolusi. Yang membuat mereka
terkejut, ternyata para pemuda ini mengetahui teori tersebut lebih banyak dari
mereka sendiri dan mempertahankan teori penciptaan dengan argumen-argumen yang
meyakinkan. Di beberapa universitas, diselenggarakan konferensi tentang teori
evolusi. Para mahasiswa dan staff pengajar yang atheis yang antusias mengikuti
konferensi ini merasa kecewa dan terkejut dengan bukti-bukti ilmiah yang dibeberkan
dalam konferensi tersebut. Berita bahwa teori evolusi ternyata tidak terbukti
secara ilmiah bahkan tersebar di berbagai pameran buku, pusat-pusat kebudayaan
hingga di kendaraan-kendaraan umum. Ini hanyalah pembukaan dari kampanye yang
sedianya akan diadakan pada tahun 1998. Tujuan kampanye tersebut sangatlah
jelas: untuk menghapus teori evolusi dan materialisme dari sejarah.
Komunitas
Baru
Hingga
saat Adnan Oktar dibebaskan pada tahun 1988, kebanyakan dari teman-teman beliau
telah berada di bangku Universitas. Usaha Adnan Oktar untuk menyebarkan
pesan-pesan Islam dan nilai-nilai moral tidak lagi terbatas di sekolah-sekolah.
Saat itu adalah kali pertama ketika berbagai lapisan masyarakat menerima
pandangan-pandangan tersebut. Adnan Oktar dan teman-temannya memikul tanggung
jawab untuk mengingatkan para generasi muda yang tidak memiliki tujuan hidup
kecuali menikmati hidup mereka sepuas-puasnya, bahwa mereka akan dimintai
pertanggung jawaban atas segala yang mereka perbuat dan pikirkan dan bahwa
mereka pada akhirnya akan dihisab di hadapan Allah. Oleh karena itu mereka
menasehati para pemuda ini agar merubah sikap dan perilaku hidup mereka dengan
mengarahkan diri mereka sesuai dengan kehendak Allah. Sungguh, beberapa dari
mereka yang telah terjerumus dalam kehidupan yang penuh kenistaan meninggalkan
cara hidup yang merugikan ini dan berubah menjadi orang-orang yang sadar dan
penuh rasa tanggung jawab. Sadar bahwa seseorang tidak akan pernah memperbaiki
perilakunya sebagaimana ajaran Islam tanpa keikhlasan, Adnan Oktar menasehati
para pemuda yang mengelilinginya agar menjadikan keridhaan Allah sebagai tujuan
utama hidup mereka. Beliau selalu berpesan bahwa setiap orang akan dihisab di
hadapan Allah dan oleh karenanya mereka hendaknya berperilaku sebaik mungkin
dalam kondisi apapun.
Lembaga
Riset Sains
Dua
tahun setelah beliau dibebaskan pada tahun 1988, Adnan Oktar meletakkan
landasan ideologi dari Lembaga Riset Sains (Science Research Foundation, SRF)
yang didirikan pada tahun 1990. Beliau menyelenggarakan diskusi-diskusi tenta
ng nilai-nilai moral dengan rekan-rekan beliau yang memiliki pandangan yang
sama. Pada masa inilah pijakan intelektual dari SRF dibentuk dengan
masukan-masukan dari Adnan Oktar. Akhirnya, pada bulan Januari 1990, Adnan
Oktar dan rekan-rekan mudanya mendirikan SRF untuk melaksanakan aktifitas
mereka melalui sebuah institusi dan agar dapat menjangkau masyarakat luas.
Lembaga ini memungkinkan diselenggarakannya beberapa aktifitas; anggota lembaga
tersebut menerbitkan buku-buku dan melakukan kajian kultural, menyelenggarakan
berbagai panel, diskusi dan konferensi untuk mempertahankan dan menghidupkan
nilai-nilai moral. Setelah pendirian lembaga tersebut, sebuah penggerebekan
besar dilakukan.
Setelah
membaca kisah Harun Yahya diatas, kita sebagai generasi muslim harus punnya
idealis dan berani mempertahankan prinsip kita atau apapun yang penting benar
dihadapan Allah, jangan pernah menyerah, karena Allah bersama kita, tetap berjuang
di jalan dakwahnya… keep spirit J!!!!
1 komentar:
artikel yang menarik........
Kumpulan Tips dan Trik
Blog Info 3D
Blog Info dari Didi
Posting Komentar