Senin, 02 April 2012

Flash Back ;)


Cendekiawan Muslim Masa Kini. 
Wah, kalo ngomongin Cendekiawan Masa Kini, ana  jadi inget sama ilmuwan - ilmuwan, khususnya ilmuwan-ilmuwan muslim pada zaman kekhalifahan terdahulu. Weits, jangan salah, banyak lho ilmuwan muslim yang buah pemikiran dan penelitiannya banyak digunakan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Contohnya Al-Khawarizmi, membuktikan dengan penelitiannya yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, jauh sebelum Galileo Galilei menyatakannya, atau ada juga Ibnu Al-Haytsam (nah lho siapa itu?), beliau adalah penulis buku Al-Manazhir yang memelopori bidang Optika (cahaya) jauh sebelum Snellius menemukan hukum pembiasan cahaya. Wahhh, hebat kan? tapi sayangnya generasi muslim saat ini justru banyak yang tidak terlalu mengenal kiprah-kiprah ilmuwan muslim yang hebat itu,bahkan mungkin ada yang sama sekali tidak  menegtahui hal tersebut. Okedeh, check aja artikel dibawah yang merangkum beberapa ilmuwan muslim sepanjang masa.

1.Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī 



         Biasa dikenal dengan Al-Khawarizmi, beliau  adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi (multitalent banget yaaa) yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) & wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, beliau bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad.
         Buku pertamanya, Al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear  & notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
          Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata Al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit. 


2. Abu Ali Al-Hasan bin Al-Haytsam Al-Basri Al-Misri


         Biasa dikenal dengan Al-Haytsam atau Al- Haitham namun, masyarakat Barat menyebutnya Al-Hazen, Avenalan, Avenetan, atau Al-Hazen. Haytsam lahir pada tahun 1038 di Basra, Irak. Ia adalah ahli fisika dan matematika terbaik pada abad XI. Selain itu, ia juga tercatat sebagai ahli fisika muslim pertama.
Ibnu Al-Haytsam dibesarkan dalam keluarga yang akrab dengan dunia ilmu pengetahuan. Kecintaannya pada ilmu membawanya hijrah ke Mesir untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar. Di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa, Al-Haytsam melakukan penelitian tentang aliran Sungai Nil, sebelum kemudian memutuskan membuat sebuah mesin pengatur aliran sungai untuk mencegah banjir. Selain itu, ia juga gemar menyalin buku matematika dan ilmu falak.
            Al-Haytsam menguasai berbagai ilmu, seperti fisika, astronomi, matematika, pengobatan,       dan filsafat. Tulisannya yang menjelaskan perihal mata menjadi salah satu buku rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Sementara itu, analisanya mengenai pengobatan mata dijadikan kajian dasar pengobatan mata dunia modern. Al-Haytsam adalah orang pertama yang menulis dan menemukan data penting tentang cahaya. Beberapa buku Al-Haytsam tentang cahaya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, seperti Light and Twilight Phenomena.
        Al-Haytsam sering melakukan berbagai penelitian, sebelum kemudian menuliskan hasilnya dalam bentuk kajian. Salah satu kajiannya yang cukup terkenal adalah tentang lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari, baying-bayang, dan gerhana bulan. Ibnu Al-Haytsam juga melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar yang kemudian menghasilkan Teori Lensa Pembesar. Teori ini telah digunakan oleh para ilmuwan di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia.
          Ibnu Al-Haytsam juga menemukan prinsip isi-padu udara, jauh sebelum seorang ilmuwan bernama Tricella mengetahui hal tersebut lima ratus kemudian. Selain itu, teori Ibnu Al-Haytsam tentang jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaaan yang saling terhubung telah memberikan ilham bagi para ilmuwan Barat untuk menciptakan gambar bergerak atau film.
Karya Ibnu Al-Haytsam telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti Latin, Ibrani, dan Inggris (tahun 1900-an). Para ilmuwan Barat menyebut Ibnu Al-Haytsam sebagai The Greatest Student Optics of All Times (Ilmuwan Terbesar di Bidang Optik sepanjang Zaman) karena ia telah melakukan banyak penelitian di bidang fisiologi optic. Selain meneliti, Al-Haytsam juga menulis Kitab fi al-Manasit (Kamus Optika). Para penulis abad pertengahan yang ingin memperdalam pengetahuan tentang ilmu mata sering menggunakan buku ini sebagai pegangan, seperti yang dilakukan oleh Roger Bacon dan Johann Keppler. Sebuah buku tentang bias sinar karangan Johann Keppler yang berjudul Ad Vitellionem Paralipomena (1604), dan diterbitkan paertama kali di Frankfurt, Jerman, didasarkan sepenuhnya pada karya Ibnu Al-Haytsam.
Selain ahli fisika, Ibnu Al-Haytsam juga ahli astronomi. Ia menggunakan metode astronomi untuk menentukan garis lintang dan posisi koordinat suatu tempat. Metode tersebut masih digunakan hingga sekarang. Al-Haytsam juga mahir menggunakan jam air untuk menentukan waktu. Sejumlah percobaan ilmiah Ibnu Al-Haytsam telah menginspirasi banyak ilmuwan untuk berkarya.

3. Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh

          Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekatBukhara, sekarang     wilayah   Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
           Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).


Sebenarnya masih baaaaaaanyak banget ilmuwan muslim terdahulu , lebih tepatnya iluwan muslim sepanjang masa , karena karya beliau-beliau ini berguna banget buat berbagai bidang ilmu dari dulu hingga sekarang ini .Afwan cuma bisa certain tentang beliau secara singkat di blog ini,mungkin lain waktu bisa kita sambung lagi InsyaAllah. Oh iya, jika ingin lebih mendalami tentang sejarah dan karya-karya beliau-beliau diatas , artikelnya juga banyak di internet . hehehehehe let’s searching !
Wallahua’lam Bisshowab.


0 komentar:

Posting Komentar